Cuci Cangkang Telur Sebelum Memasaknya

Cuci Cangkang Telur Sebelum Memasaknya

Semua orang sudah maklum, setiap telur pasti keluar dari lubang pembuangan yang sama dengan pembuangan taik. Tapi apakah ada yang pedulikan hal ini, dan mencuci telur sebelum dipecahkan cangkangnya dan memasaknya? 

Baca: Catering yang mencuci telur dengan benar

Nampaknya tidak, apalagi jajanan di pinggir jalan - yang telurnya baru2 dibuka, rata-rata belum dicuci! Artinya banyak atau sedikit anda termakan taik.

"Tapi kan kering? "
"Isi telor kan basah?"

Terserah anda apakah akan terus melakukan kebiasaan seperti itu, dan memakan taik yang secara kasat mata kadang nampak masih menempel. Walaupun tidak nampak kotoran itu menempel di kulit telur, mencucinya terlebih dahulu lebih baik daripada tidak.

Jajanan di pinggir jalan, ataupun kue-kue cake industri pabrikan belum menjamin telurnya di cuci. Ketelitian anda sendiri dalam mengkonsumsinya. Lebih baik masak sendiri. Sebaiknya hidari sedapat mungkin, kecuali terpaksa dan dalam keadaan darurat (jangan dibiasakan) atau tidak ada lagi yang lain atau dalam perjalanan misalnya. 

Memakan kotoran yg menempel dalam telur itu sama saja memakan taik walaupun tidak nampak atau tidak disadari. Namun tetap saja. Seharusnya kita harus jeli dan merasa jijik akan hal ini. 

Dalam Islam hati yang baik itu ditempa/diisi oleh makanan yang baik pula. Selain baik, juga suci, halal dan berkat. Baru ibadah terasa tenang dan nikmat. Bukan sebaliknya hidup terasa kacau galau gagau. Bukan tidak mungkin salah satu penyebabnya adalah makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Sedang dari yang halal saja bisa ada unsur penyakit, perusak, racun fisik (jasmani) dan rohani (maknawi). 

Ayo kita konsumsi makanan yang halal-halal dan baik saja. Hindari makanan yang nggak jelas apalagi Haram. Semua itu perusak, selain perusak kesehatan juga perusak keimanan. Penting sekali menjaga keimanan dari hal-hal yang merusakkannya. Keimanan dan Kesehatan rohani ini kalau rusak atau busuk, akibatnya tidak ada selain dibakar api di neraka akhirat sana. Naudubillah.